twitter
rss

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Judul                          : Identifikasi gugus fungsional senyawa organik
TujuanPercobaan     :
1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik
2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik
Pendahuluan
Analisis kualitatif dari senyawa organik yaitu identifikasi gugus fungsionalnya. Senyawa organik yang diketahui gugus fungsionalnya dapat diketahui pula golongannya karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu bergantung pada gugus fungsi yang dimilikinya. Senyawa organik yang memiliki gugus fungsi yang sama secara umum memiliki sifat yang sama. Gugus fungsi merupakan letak kereaktifan kimia dalam molekul yang timbul dari ikatan phi atau dari perbedaan keelektronegatifan antara atom yang berikatan, jadi ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga merupakan gugus fungsi. Analisis kualitatif ini menggunakan pereaksi kimia yang dapat bereaksi secara selektif dengan gugus fungsional senyawa organik. Hasil reaksinya diharapkan menghasilkan perubahan yang dapat dengan mudah diamati seperti terbentuknya endapan, perubahan warna, dihasilkannya gas dan lain sebagainya (Matsjeh, 1986).
Gugus fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukkan gejala reaksi yang sama. Kesamaan tersebut dapat digunakan untuk mengelompokkan senyawa (Fessenden, 1986).
Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia yang sama. Contohnya beberapa senyawa yang mengandung gugus hidroksil (-OH) dinamakan golongan senyawa alkohol dan senyawa tersebut mengalami reaksi yang sama. Gugus alkil dinyatakan dengan R yang hanya mengandung karbon sp3 dan alkohol dapat dinyatakan sebagai ROH. Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Alkohol yang memiliki rantai hidrokarbon yang semakin panjang maka kelarutan alkohol tersebut semakin rendah. Gugus hidroksil yang banyak dapat memperbesar kelarutan suatu senyawa dalam air (Fessenden, 1986).
Banyak senyawa organik mempunyai gugus fungsi lebih dari satu, khususnya senyawa organik seperti alkaloid, terpenoid dan flavonoid. Gugus fungsi adalah gugus yang memberikan karakteristik kepada senyawa organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan jarak yang berjauhan, maka senyawa itu akan mempunyai sifat-sifat atau karakteristik dari masing-masing gugus fungsi, namun apabila letak kedua gugus fungsi tersebut berdekatan maka gugus fungsi itu akan saling berinteraksi sehingga akan memberikan sifat-sifat khusus pada senyawa yang bersangkutan yaitu akan memiliki sifat hasil gabungan dari kedua gugus yang diikatnya (Matsjeh, 1986).
Prinsip Kerja
Prinsip kerja percobaan ini adalah melakukan analisa kualitatif untuk mengidentifikasi senyawa atau zat organik yang belum diketahui yaitu dengan mengidentifikasi zat tersebut dengan melihat dan menentukan sifat fisik, tes kualitatif unsur dan identifikasi gugus fungsional. Senyawa organik yang telah diketahui gugus fungsionalnya kemudian dikelompokkan berdasarkan gugus fungsinya yang menjadi gambaran dari sifat fisik dan sifat kimia senyawa organik tersebut.
Alat
Erlenmeyer 100 mL, gelas ukur 10 mL, tabung reaksi, pemanas listrik, pipet tetes, beaker glass 150 mL.
Bahan
Larutan 5% Br2 dalam n-oktanol atau CH2Cl2 atau 1% dalam air, toluena, eanol aseton, heksena, siklo heksena, benzaldehida, fenol, metanol, 1-propanol, 2-butanol, butiraldehida, asetofenon, klorobenzena, asetil klorida, benzilklorida, t-butilbromida, larutan 1% Br2, larutan FeCl3 5%, larutan KMnO4 2%, larutan 15% NaI dalam aseton, 2% AgNO3 dalam etanol 95%, larutan asam kromat, 2,4-dinitrofenilhidrasin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat, larutan 5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer, fehling A, fehling B.
Prosedur Kerja
1. Uji kimia ketidakjenuhan
Reagen: 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 atau 1% dalam air.
a. Reaksi dengan brom
Dimasukkan 4 tetes heksana atau sampel lainnya yang disediakan ke dalam tabung reaksi bersih dan kering serta ditambahkan 2 mL n-oktanol. Dikocok campuran perlahan-lahan dan ditambahkan tetes demi tetes larutan brom sampai terjadi perubahan.
b. Oksidasi dengan KMnO4
Reagen: larutan 2% KMnO4
Dilarutkan 4 tetes heksana atau sampel lainnya yang disediakan,misalnya toluena, aseton, etanol, benzaldehida ke dalam sesedikit mungkin aseton  atau air di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai terjadi endapan hitam dan dicatat jumlah tetesnya.
2. Uji adanya halogen
a. Reagen: 2% AgNO3 dalam etanol 95%
Dimasukkan 3 tetes klorobenzena atau sampel lainnya yang disediakan, misalnya n-butil klorida, kloroform, benzilklorida, t-butil bromida dalam tabung kering dan bersih dan ditambahakan 2 mL reagen AgNO3. Didiamkan beberapa menit, bila tidak terjadi endapan dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air (50-60°C). Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan untuk setiap sampel.
b. Reagen: larutan 15% NaI dalam aseton kering
Ditambahkan 3 tetes klorobenzena atau sample lainnya yang disediakan, misalnya n-butil klorida, kloroform, bensil klorida, bensoil klorida, t-butil bromida ke dalam 2 mL reagen NaI di dalam tabung reaksi kering dan bersih, dikocok campuran dalam tabung reaksi dan dibiarkan sekitar 3 menit. Dimasukkan tabung reaksi dalam penangas air pada suhu 50°C bila tidak terjadi perubahan dan dicatat waktu yang diperlukan untuk terbentuknya endapan.
3. Uji adanya OH alkohol
a. Dimasukkan 4 tetes sampel yang disediakan, yaitu metanol, etanol, 2-butanol, metil klorida, 1 tetes aseton, dan 1 tetes larutan asam kromat ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Dikocok campuran dan diamati perubahan yang terjadi. Tes positif jika terjadi perubahan warna dari kuning ke biru kehijauan atau terbentuk endapan.
4. Uji Aldehida dan Keton
a. Reagen: 2,4-dinitofenilhidrazin
Dimasukkan 2 tetes sampel (aseton, benzaldehida, butiraldehida, asetofenon, atau yang lain), 2 mL etanol 95 %, dan 1 mL larutan fenilhidrazin ke dalam tabung reaksi. Dikocok kuat-kuat. Dipanaskan campuran dengan pembakar spiritus, bila tidak terbentuk endapan. Tes positif jika terbentuk endapan kunig-merah, catatlah perubahan warna terhadap sampel aldehida dan keton.
b. Tes Fehling
Reagen: Fehling A dan Fehling B
Dimasukkan 1 mL sample (aseton, benzaldehida, butiraldehida, asetofenon, atau yang lain), 1 mL reagen Fehling A dan 1 mL reagen Fehling B ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada sampel aldehida dan keton.
c. Tes Tollen
Reagen: larutan 5% AgNO3, larutan 5% NaOH, larutan NH3 encer (pengenceran 10 kali ammonia pekat).
Dimasukkan 1 mL sampel, misalnya aseton, bensaldehida, butiraldehida, asetofenon, atau yang lain, 1 mL larutan 5% AgNO3 dan 1 mL larutan 5% NaOH dan 5 tetes ammonia ke dalam tabung reaksi bersih. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada sampel aldehida dan keton.
5. Uji Fenol
Dimasukkan 2 tetes sampel, misalnya 2-butanol, fenol, 1-propanol, 1 ml etanol 95 %, dan 1 tetes larutan FeCl3 5 % ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering . Kemudian dikocok kuat-kuat, diamati dan dicatat terjadinya perubahan berwarna yang terjadi pada setiap sampel. Perubahan warna dari orange ke kehijauan akan pudar terhadap perubahan waktu.
Lihat selengkapnya di bawah ini.


Paraf Asisten
 




LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Judul                          :  Penggunaan Software Kimia Dalam Penggambaran Struktur Molekul
Tujuan Percobaan    : Mempelajari dan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan menggambar struktur molekul senyawa kimia menggunakan software ChemSketch.
Pendahuluan
Era modern ini merupakan era dimana terjadinya kemajuan teknologi didunia. Kemajuan teknologi tersebut terjadi diberbagai bidang yaitu elektronik, kedokteran, pertanian, sains dan lain-lain. Kemajuan ini juga berpengaruh terhadap ilmu kimia baik peralatannya yang canggih maupun software yang digunakan. Software kimia diciptakan untuk mempermudah dalam mempelajari ilmu kimia. ChemSketch adalah salah satu contoh software kimia yang sangat bermanfaat bagi siswa ataupun mahasiswa yang menekuni ilmu kimia karena pada dasarnya pembelajaran secara langsung atau praktek lebih mudah dimengerti dan dipahami daripada penjelasan dengan lisan.
Praktek-praktek di laboratorium kimia saat ini akan menghadapi kendala ketersediaan bahan kimia yang relatif mahal yaitu tidak semua laboratorium kimia di Indonesia dapat menyediakan fasilitas laboratorium kimia yang memadai untuk keperluan tersebut.  Sekolah tidak mampu menyelenggarakan kegiatan praktek dilaboratorium kimia secara representatif. Sekolah-sekolah sebagian besar memiliki fasilitas untuk praktek komputer bagi para siswa. Fasilitas komputer yang ada tersebut dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk keperluan praktek pembelajaran ilmu kimia. Contohnya adalah pembahasan tentang ukuran atom dan perioditasnya, bentuk geometri dari struktur molekul, stereokimia dan lain-lain. Struktur molekul tersebut dapat divisualisasikan dengan software ChemSketch. Pengenalan dan penggunaan software ini diperlukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap struktur molekul (Tahir, 2003).
Model molekul pada mulanya diajarkan dengan menggunakan model tiga dimensional yaitu dengan menggunakan alat peraga yang berbentuk bola-bola dari bahan plastik atau kayu. Perkembangan teknologi komputer pada saat ini baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak memungkinkan untuk pemodelan molekul dengan menggunakan komputer. Perangkat lunak yang tersedia di pasaran saat ini dapat digunakan untuk keperluaan visualisasi model molekul (Tahir, 2003).
Chemsketch adalah software yang digunakan untuk menggambarkan dan memodelkan struktur molekul kimia. Software chemsketch dapat menggambarkan struktur kimia dalam bentuk 2D dan 3D. Software ini sangat mudah digunakan hanya dengan mengklik dan mendrag tool-tool yang tersedia untuk menggambar struktur yang diinginkan. Program ini juga menyediakan struktur asam amino, alkaloid, karbohidrat, asam nukleat, DNA/RNA, peralatan laboratorium yang berupa gelas, orbital, steroid, terpen dan lain-lain yang tersimpan dalam menu templates. Software ini juga menyediakan penggambaran kurva dan grafik. Chemsketch dikeluarkan oleh ACD/Labs.com yang dapat diunduh secara gratis (Anonim, 2008).
Cara menjalankan software ChemSketch serupa dengan menjalankan program-program lain pada komputer, akan tetapi terlebih dahulu harus menginstall sofware ChemSketch. Cara memulai program ChemSketch yang telah terinstall yaitu dari menu windows klik start, lalu klik program, pilih ACDLABS 11.0 dan kemudian pilih ChemSketch maka jendela program ChemSketch akan terbuka (Martoprawiro, 2008).
Menggambar bentuk molekul dalam bentuk 3D (misalkan molekul CH4) dapat dilakukan rotasi untuk memberikan gambaran yang utuh dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Buka aplikasi Chemsketch yang telah terinstall
3. Klik Atom C pada Mode Structure yang ada di tool kiri dan klik sekali pada area kerja hingga menghasilkan rumus molekul CH4. Add explicite hydrogen dari menu Tools untuk membuat bentangan rumus struktur, seleksi rumus struktur, klik menu Tools dan pilih Strucutre Properties maka akan muncul menu pop up dan pada tab Common beri centang All Show Carbons
4. Optimisasi struktur 3D dengan cara klik menu Tools kemudian klik 3D structure optimization, jika ada pilihan (klik yes untuk menghilangkan atom H saat optimisasi 3D-nya), setelah itu buka 3D Viewer Acd Lab dari Start menu
5.  Kembali ke Chemsketch 2D untuk mengkopi 2D ke 3D
6. Merotasi untuk dapat menunjukkan berbagai properties bentuk molekul seperti panjang ikatan dan sudut yang dibentuk oleh 3 buah atom dengan ChemSketch ini (Martoprawiro, 2008).

Prinsip Kerja
Prinsip kerja program chemsketch yaitu membuat dan menggambar struktur molekul kimia dalam bentuk 2D maupun 3D dengan menyediakan berbagai macam warna yang dapat digunakan untuk memudahkan memahami struktur molekul yang akan digambar.
Alat
Laptop atau PC dan aplikasi ACD ChemSketch
lihat selengkapnya dibawah ini.



Deterjen adalah suatu bahan pencuci atau pembersih kotoran yang sering digunakan oleh sektor rumahan maupun industri. Akibat banyaknya penggunaan deterjen disemua kalangan maka semakin banyak pula limbah deterjen yang dihasilkan. Deterjen mudah larut dalam air, hal ini dikarenakan bahan penyusun deterjen yaitu surfaktan memiliki gugus hipofilik dan lipofilik. Deterjen bersifat korosif, iritan pada kulit dan merupakan zat yang sangat basa. Karena itulah deterjen berbahaya bagi tubuh manusia. Limbah deterjen akan dibuang disaluran air dan akan bermuara disuatu perairan dan apabila limbah sudah tertumpuk terlalu banyak maka dapat mengancam kehidupan didalam perairan tersebut. Selain itu bahan penyusun deterjen juga sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme. Jika hal ini dibiarkan maka keadaan lingkungan akan semakin buruk. Untuk mencegah hal itu terjadi maka diperlukan pengolahan limbah sebelum dibuang. Pengolahan tersebut misalnya pengolahan secara biologis yaitu penguraian senyawa kimia oleh aktivitas makhluk hidup.





BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Berbicara mengenai demokrasi adalah memperbincangkan tentang kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab. Itu merupakan sistem manajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai martabat manusia. Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap orang yang selama ini selalu diatas namakan namun tak pernah ikut menentukan. Menjaga proses demokratisasi adalah memahami secara benar hak-hak yang kita miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melanggar hak-hak itu.
Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia publik. Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis. Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang perkembangan dan penerapan demokrasi di Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.        Apakah arti istilah dari demokrasi?
2.        Apa saja Jenis–Jenis Demokrasi?
3.        Apa saja Landasan-landasan Demokrasi?
4.        Bagaimana Perkembangan Demokrasi di Indonesia?
5.        Bagaimana Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari?

1.3  Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah
1.        Untuk mengetahui arti dari istilah demokrasi
2.        Untuk mengetahui Landasan-landasan Demokrasi
3.        Mengetahui Jenis–jenis Demokrasi
4.        Untuk mengetahui Sejarah dan Perkembangan Demokrasi
5.        Untuk mengetahui Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari mempelajari makalah ini adalah mengetahui dan mengerti apa itu sebenarnya demokrasi, kemudian dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.




BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Demokrasi
Secara etimologis istilah “demokrasi” berasal dari yunani kuno yang diutarakan di Athena Kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos /cratein yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia. Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa memperdulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntibilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.
2.1.1 Berikut merupakan pendapat-pendapat tentang pengertian demokrasi:
1)   Menurut Internasional Commision of Jurits
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.
2)   Menurut Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
3)   Menurut C.F Strong
Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
2.2 Jenis–jenis Demokrasi
Dalam sejarah politik Indonesia, kita setidaknya mengenal empat macam demokrasi, yaitu demokrasi pemerintahan masa revolusi kemerdekaan, demokrasi  parlementer (repsentatif democracy) , demokrasi terpimpin (guided democracy), dan demokrasi Pancasila (Pancasila democracy):
1)        Demokrasi Liberal (pemerintahan masa revolusi kemerdekaan) (1945-1949)
Para penyelenggara negara pada awal periode kemerdekaan mempunyai komitmen yang sangat besar dalam mewujudkan demokrasi politik di Indonesia. Demokrasi pemerintahan masa revolusi kemerdekaan berlangsung dari tahun 1945 hingga tahun 1949, ada beberapa hal yang fundemental yang merupakan peletakan dasar bagi demokrasi di Indonesia periode ini, yaitu :
a)        Political franchise yang menyeluruh. Para pembentuk negara, sudah sejak semula mempunyai komitmen yang sangat besar terhadap demokrasi, sehingga ketika kemerdekaan direbut, semua warga negara yang sudah dianggap dewasa memiliki  hak-hak politik yang sama, tanpa ada diskriminasi yang bersumber dari ras, agama, suku, dan kedaerahan.
b)        Dengan  maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik, yang kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah politik kita.
2)        Demokrasi parlementer
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai 1959, dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya. Periode pemerintahan dalam masa ini disebut sebagai pemerintahan parlementer, karena pada masa ini merupakan kejayaan parlemen dalam sejarah politik Indonesia sebelum masa repormasi. Periode itu dapat disebut juga sebagai “Representative/Participatory Democracy”.
Masa Demokrasi Parlementer merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia, hampir semua elemen demokrasi dapat kita temukan dalam perwujudannya dalam kehidupan politik di Indonesia.
a)        Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan.  Perwujudan kekuasaan parlemen ini  diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepada pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatan.
b)        Akuntabilitas pemegang jabatan dan politisi pada umumnya sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena berfungsinya parlemen dan juga sejumlah media massa sebagai alat kontrol sosial.
c)        Masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak berkurang sama sekali, sekalipun tidak semua warga negara dapat memanfaatkannya dengan maksimal.
d)       Dalam masa pemerintahan parlemeter, daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup, bahkan otonomi yang seluas-luasnya dengan asas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak dalam mengatur hubungan kekuasaan antara pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah.
3)        Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Sejak berakhirnya Pemilihan Umum 1955, Presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik sangat berorientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan kurang memperhatikan kepentingan politik nasional secara menyeluruh.
Demokrasi  terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang berjalan pada masa demokrasi parlementer. Apa yang disebut dengan demokrasi tidak lain merupakan perwujudan kehendak presiden dalam rangka menempatkan dirinya sebagai satu-satunya institusi yang paling berkuasa di Indonesia. Adapun karakteristik yang utama dari perpolitikan pada era Demokrasi Terpimpin adalah :
a)        Mengaburnya sistem kepartaian. Kehadiran partai-partai politik, bukan untuk mempersiapkan diri dalam kerangka kontestasi politik untuk mengisi jabatan politik di pemerintahan  (karena Pemilihan Umum tidak pernah dijalankan), tetapi lebih merupakan elemen penopang dari tarik menarik anatara Presiden Soekarno, Angkatan Darat, dan Partai Komunis Indonesia.
b)        Masa Demokrasi Terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti-kebebasan pers. Sejumlah surat kabar dan majalah diberangus oleh Soekarno.
c)        Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah Pusat dengan pemerintah Daerah. Daerah-daerah memiliki otonomi yang terbatas.
4)        Demokrasi Pancasila (demokrasi dalam Pemerintahan Orde Baru)
Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat, yaitu antara tahun 1965 samapai 1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Era yang kemudian dikenal sebagai Orde baru.
Orde Baru memberikan pengharapan baru, terutama yang berkaitan dengan perubahan-perubahan politik, dari yang bersifat otoriter pada masa Demokrasi Terpimpin di bawah Soekarno menjadi lebih demokratik. Namun kenyataannya tidak seperti yang diharapkan, pengganti presiden yang otoriter ternyata seorang otoriter juga.
Ada beberapa indikator demokrasi yang digunakan pada masa demokrasi yang berlabel pancasila ini, yaitu :
a)        Rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pernah terjadi. Kecuali yang terdapat pada jajaran yang lebih rendah, seperti: gubernur, bupati/ walikota, camat dan kepala desa. Kalaupun ada perubahan, selama pemerintahan Orde Baru hanya terjadi pada jabatan wakil presiden, sementara pemerintahan secara esensial masih tetap sama.
b)        Pemilihan Umum. Pada masa pemerintahan Orde Baru, Pemilihan Umum telah dilangsungkan sebanyak enam kali, dengan frekwensi yang teratur, yaitu setiap lima tahun sekali. Tetapi, kalau kita mengamati kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia bisa disimpulkan amat jauh dari semangat demokrasi.  
Ø  Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas :
a)         Demokrasi Langsung
b)        Demokrasi Tidak Langsung
Ø  Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas :
a)         Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal)
b)        Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)
Ø  Menurut dasar yang menjadi titik perhatian atau prioritasnya, demokrasi dibedakan atas :
a)         Demokrasi Formal
b)        Demokrasi Material
c)         Demokrasi Campuran
Ø  Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibedakan atas :
a)         Demokrasi Sistem Parlementer
b)        Demokrasi Sistem Presidensial
2.3 Landasan-landasan Demokrasi
A.      Pembukaan UUD 1945
1.    Alinea pertama yang berbunyi Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.
2.    Alinea kedua yang berbunyi Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
3.    Alinea ketiga yang berbunyi Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.
4.    Alinea keempat yang berbunyi Melindungi segenap bangsa.
B.       Batang Tubuh UUD 1945
1.    Pasal 1 ayat 2 yaitu tentang “Kedaulatan adalah ditangan rakyat”.
2.    Pasal 2 yaitu tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3.    Pasal 6 yaitu tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
4.    Pasal 24 dan Pasal 25 yaitu tentang Peradilan yang merdeka.
5.    Pasal 27 ayat 1 yaitu tentang Persamaan kedudukan di dalam hukum.
6.    Pasal 28 yaitu tentang Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
C.       Lain-lain
1.    Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi
2.    UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM
2.4    Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Demokrasi di negara Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan dibebaskan menyelenggarakan kebebasan pers, kebebasan masyarakat dalam berkeyakinan, berbicara, berkumpul, mengeluarkan  pendapat, mengkritik bahkan mengawasi jalannya pemerintahan. Tapi bukan berarti demokrasi di Indonesia saat ini sudah berjalan sempurna. Masih banyak persoalan yang muncul terhadap pemerintah yang belum sepenuhnya bisa menjamin kebebasan warga negaranya. Seperti meningkatnya angka pengangguran, bertambahnya kemacetan di jalan, semakin parahnya banjir, dan masalah korupsi.
Dalam kehidupan berpolitik di setiap negara yang kerap selalu menikmati kebebasan berpolitik namun tidak semua kebebasan berpolitik berjalan sesuai dengan yang diinginkan, karena pada hakikatnya semua sistem politik mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan dinamis yang terkait erat dengan perubahan. Jika suatu negara mampu menerapkan kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan dengan sempurna, maka negara tersebut adalah negara yang sukses menjalankan sistem demokrasi. Sebaliknya, jika suatu negara itu gagal menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, maka negara itu tidak layak disebut sebagai negara demokrasi. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang menganut sistem pemerintahan yang demokrasi, kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga, memperbaiki, dan melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi tercapainya suatu kesejahteraan, tujuan dari cita-cita demokrasi yang sesungguhnya akan mengangkat Indonesia kedalam suatu perubahan.
2.5 Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Ø  Di Lingkungan Keluarga
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
a)    Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;
b)   Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;
c)    Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.
Ø  Di Lingkungan Masyarakat
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
a)    Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;
b)   Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;
c)    Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;
d)   Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;
Ø  Di Lingkungan Sekolah
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
a)    Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;
b)   Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;
c)    Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;
Ø  Di Lingkungan Kehidupan Bernegara
Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
a)    Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;
b)   Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;
c)    Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan.

  

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1)      Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan suatu negara yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2)      Jenis-jenis demokrasi antara lain Demokrasi Liberal, Demokrasi parlementer, Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi Pancasila.
3)      Landasan-landasan Demokrasi yaitu terdapat pada Batang Tubuh UUD 1945, Pembukaan UUD 1945, Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi, UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM.
4)      Demokrasi di negara Indonesia sudah mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan dibebaskan menyelenggarakan kebebasan pers, kebebasan masyarakat dalam berkeyakinan, berbicara, berkumpul, mengeluarkan  pendapat, mengkritik bahkan mengawasi jalannya pemerintahan.
5)      Penerapan budaya demokrasi dapat dilakukan di lingkungan keluarga misalnya terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama, di lingkungan masyarakat dengan bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya, di lingkungan sekolah dengan bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan dan lain-lain.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan masyarakat mengerti serta mengetahui asas pemerintahan demokrasi dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjadikan Negara Indonesia menjadi Negara demokratis yang sebenarnya.


DAFTAR PUSTAKA
Abdulkarim, Aim, Drs, M.Pd. 2004 “Kewarganegaraan Jilid 2”. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Mahfud MD, Moh. 2003. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia (Studi tentang Interaksi Politik dan Kehidupan Ketatanegaraan). Jakarta: Rineka Cipta.